JAKARTA. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan proyek kereta cepat ringan atau Light Rail Transit Palembang, Sumatera Selatan, selesai sebelum Asian Games 2018.
"Saya harapkan proyek ini bisa selesai tepat waktu. Saat Asian Games sudah selesai dan dapat melancarkan program pemerintah," kata Budi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (19/8).
Menurut Budi dengan hadirnya LRT tersebut konektivitas mikro Kota Palembang menjadi baik.
"Dengan perkembangan Kota Palembang saat ini apalagi jika nantinya akan ada kegiatan-kegiatan tingkat dunia di sini pastilah perkembangan Kota Palembang makin pesat," ujarnya.
Saat Menhub Budi Karya meninjau zona I LRT Palembang, turut serta Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Prasetyo Boeditjahjono, Kadishub Kominfo Sumatera Selatan Nasrun Umar, Dirut PT Waskita Karya (Persero) Abdul Kholik, serta Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan LRT Palembang Jumardi.
Namun, dia mengatakan masih ada sejumlah permasalahan yang harus dihadapi, yaitu pembebasan lahan. "Apabila masalah tanah itu telah selesai proyek pembangunan LRT ini akan lebih cepat selesai," katanya.
Menurut dia, masyarakat Kota Palembang harusnya bangga dengan adanya proyek tersebut karena satu-satunya kota di luar Jakarta yang mendapat proyek LRT dari negara.
"Saya pikir progres ini sudah sesuai dengan rencana, secara pribadi saya apresiasi," katanya.
Budi menjelaskan ke depannya pembangunan kereta tersebut akan dikembangkan supaya tidak mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
"Namun bisa 'self development' dan 'self finance', sehingga selain memberikan pelayanan pada masyarakat kereta juga merupakan bisnis baru bagi kota-kota di Indonesia," katanya.
Sejalan dengan pembangunan LRT, dia mengatakan kepada Gubernur Sulsel untuk menawarkan investasi kepada para investor pengembang perumahan agar diberikan aksesibilitas menginvestasikan angkutan "feeder" atau pengumpan pada satu titik yang dapat menjadi kota baru atau pada kota yang belum terlalu ramai.
"Satu kota kalau sudah diberikan aksesibiltas 'feeder' ini pasti 'value-nya' naik. Tinggal kita pikirkan di mana lokasi titik yang akan menjadi kota baru tersebut," katanya.
Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan bahwa ide pembangunan LRT merupakan hasil survei terhadap permasalahan lalu lintas di Kota Palembang bahwa akan terjadi kemacetan total pada 2019.
"Permasalahan kemacetan yang akan timbul di Palembang harus diatasi dengan salah satu pembangunan transportasi massal," katanya.
Pada saat peninjauan di Zona I, Manager Proyek PT Waskita Karya (Persero) untuk LRT Palembang Abdillah menjelaskan perkembangan proyek serta berbagai permasalahan yang dihadapi hingga Agustus ini.
Menurut dia, ada beberapa hal yang menjadi permasalahan, antara lain trase yang bersinggungan dengan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) pada zona 3, 4, 5, dan trase yang bersinggungan dengan FO di Tanjung Api-api.
Permasalahan lainnya, kata Abdillah, adanya relokasi utilitas kota (kabel Telkom, PDAM, pipa gas, kabel PLN) udara dan bawah tanah, "fiber optic", dan penyedia telepon seluler.
"Sudah dilakukan koordinasi dengan instansi terkait namun tindak lanjut di lapangan belum signifikan," ujarnya.
Dia menyebutkan total keseluruhan yang terkena dampak utilitas sebanyak 48 pier pada zona 3, 4, dan 5.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Prasetyo Boeditjahjono mengatakan bahwa proyek yang bernilai Rp11,4 triliun tersebut telah mendekati 11 persen kemajuan.
Dia menjelaskan LRT Bandara Sultan Mahmud Badaruddin sampai dengan Komplek Olahraga Jakabaring memiliki panjang trase 23 kilometer dengan 13 jumlah stasiun dan sembilan substasion.
Sebanyak 13 stasiun itu dimulai dari Stasiun Bandara Sultan Mahmud II, Stasiun Asrama Haji, Stasiun. Telkom, Stasiun RSUD, Stasiun Polda, Stasiun Demang Lebar Daun, Stasiun Palembang Icon, Stasiun Dishub Kominfo, Sumsel, Stasiun Pasar Cinde, Stasiun Terpadu Jembatan Ampera, Stasiun Gubenur Bestari-Polresta, Stasiun Stadion Jakabaring, serta berakhir di Stasiun Opi.