Dampak ekonomi & politik penurunan rating Inggris

February 24, 2013, 12.25 PM  | Reporter: Rika Theo
Dampak ekonomi & politik penurunan rating Inggris

ILUSTRASI. Armada kendaraan yang siap disewakan oleh PT Transkon Jaya Tbk (TRJA).


LONDON. Moody's telah memangkas peringkat utang Inggris sehingga tak lagi berpredikat AAA. Kini, Menteri Keuangan Inggris George Osborne dengan kebijakan ekonomi ketatnya akan menerima tekanan.

Jumat (22/2), Inggris turun satu peringkat dari AAA ke AA1. Moody's menyatakan bahwa ekonomi Inggris menghadapi ekonomi yang melambah dan utang akan akan bertambah hingga tahun 2016.

Secara ekonomi, dampak pemotongan rating ini terbatas. Sebab, banyak negara Eropa, lalu Jepang dan Amerika Serikat yang sudah bernasib sama. Lagipula, Inggris masih memberikan bunga pinjaman terendah sejarah.

Namun secara politik, ini beracun bagi Osborne yang telah berulang kali berjanji menjagai peringkat puncak Inggris sejak kampanye pemilu di 2010. Lawan politiknya bakal menggunakan hal ini untuk menuding Osborne gagal menumbuhkan ekonomi. Ini akan mempengaruhi pula elektabilitas Perdana Menteri David Cameron.

Kemarin (23/2), Osborne berkata bahwa apa yang dilakukan Moody's membuktikan bahwa ia bertindak benar dalam mengembalikan kesehatan fiskal Inggris. Ia menekankan bahwa pertumbuhan hanya bisa dicapai dengan apa yang telah ia lakukan.

"Saya tentu saja bertujuan untuk meyakinkan bahwa kita menghadapi masalah kita, untuk meyakinkan bahwa Inggris terus berjalan, untuk meyakinkan agar tak menyalahartikan pesan dari Moody's untuk meminjam lebih banyak," ujar pria berusia 41 tahun itu.

Bagi investor, pemangkasan peringkat Inggris menggarisbawahi ekonomi Inggris yang terseret utang dan stagnan sehingga imbal hasil obligasinya juga rendah. Tapi ini juga karena Bank of England menjadi investor terbesar obligasi di pasar obligasi Inggris.

"Osborne tak lagi punya tempat sembunyi atau menyalahkan orang lain," ujar David Blanchflower yang menjadi anggota komite suku bungan BOE dari 2006-2009. Ia menyarankan pemerintah memangkas pajak pertambahan nilai, tak holiday bagi buruh di bawah 25 tahun, dan insentif bagi keluarga bisa dijalankan lagi.

Seorang pejabat tinggi di Inggris mengatakan kali ini Moody's memberi rating stabil, atau sedikit perubahan di tahun ini. Artinya, selama 12-18 bulan ke depan rating Inggris takkan berubah.

NAmun apakah pertumbuhan ekonomi akan kembali dengan cepeti sebelum pemilu tahun 2015 kini tak pasti.

Editor:
Latest News