kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit rumah bertambah, wajah BTN lebih cerah


Jumat, 28 Oktober 2016 / 08:10 WIB
Kredit rumah bertambah, wajah BTN lebih cerah


Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) membukukan kinerja keuangan kinclong sepanjang sembilan bulan tahun 2016. Laba bersih BBTN tumbuh 33% menjadi Rp 1,62 triliun dari sebelumnya Rp 1,2 triliun.

Capaian laba bersih ini didorong kenaikan pendapatan bunga bersih, yang tumbuh 13% dari Rp 4,9 triliun di tahun lalu menjadi Rp 5,6 triliun di sembilan bulan tahun ini.

Analis Panin Sekuritas Frederik Rasali mengatakan, laba bersih BBTN di periode sembilan bulan tersebut setara 78% proyeksi laba bersih setahun yang ia buat. Catatan penting lainnya, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) turun dari 4,4% di September tahun lalu jadi 3,6% di tahun ini.

Karena itu, Frederik menilai kinerja BBTN ke depan bisa tetap positif. Salah satu sentimen positif yang mendorong kinerja bank penyalur kredit pemilikan rumah (KPR) ini adalah penurunan loan to value (LTV) rumah pertama jadi 75%. Selain itu, penurunan BI 7-day reverse repo rate menjadi 4,75% juga akan mendorong permintaan KPR.

Frederik menilai saat ini yang menjadi tantangan bukan lagi dari sisi permintaan properti, tapi dari pasokan properti untuk level Rp 300 juta ke bawah, sehingga dapat memenuhi permintaan yang ada.

"Kestabilan nilai tukar dollar Amerika Serikat dan naiknya harga komoditas dapat membantu sisi supply dari BBTN," tambah dia, Kamis (27/10).

Nurulita Harwaningrum, analis MNC Sekuritas, mengatakan, bisnis BBTN masih prospektif karena memiliki porsi KPR subsidi hingga 47% dari total portofolio KPR. BBTN merupakan pemain utama dalam KPR subsidi ini.

Namun, sampai saat ini BBTN belum menerima fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dari pemerintah Rp 5,3 triliun untuk subsidi pinjaman perumahan periode 2014-2015. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menunda pencairan fasilitas tersebut.

Kemungkinan, fasilitas baru cair di November atau Desember tahun ini.

Analis Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaja mencatat, BBTN telah menggunakan subsidi bunga pemerintah untuk membiayai subsidi pinjaman perumahan dengan anggaran Rp 2 triliun. Bank ini juga punya banyak sarana penyaluran kredit.

"BBTN akan menawarkan kredit mikro untuk segmen menengah ke bawah yang berpenghasilan rendah melalui kerjasama dengan Danareksa Finance tahun depan," kata Tjandra dalam riset, Selasa (25/10).

Meski begitu, bukan berarti bisnis BBTN bakal berjalan mulus. Bank ini menghadapi risiko likuiditas. Loan to deposit ratio (LDR) BBTN mencapai 104,3%. "BTN menggelar beberapa program tabungan berhadiah untuk meningkatkan likuiditas dan mencari dana murah," kata Frederik.

Sementara menurut Nurulita, tantangan bagi BBTN adalah persaingan dengan bank lain yang mulai menyasar KPR segmen menengah. Harga tanah yang makin mahal juga jadi masalah, karena KPR subsidi ada batasan harganya.

Nurulita menghitung, sampai akhir tahun ini, BBTN mampu meraup pendapatan bunga bersih Rp 7,8 triliun dan laba bersih di Rp 2,3 triliun. Lalu total kredit dan pembiayaan akan berada di angka Rp 169 triliun. Di September tahun ini total kredit BBTN mencapai Rp 153,8 triliun, tumbuh 16,9% dari September tahun lalu yang sebesar Rp 131,6 triliun.

Peningkatan ini ditopang fokus bisnis BTN yang menyasar pembiayaan perumahan kelas menengah ke bawah. Para analis sama-sama merekomendasikan beli saham BBTN. Nurulita mematok target harga Rp 2.230. Sedang target harga Frederik dan Tjandra masing-masing di Rp 2.300 dan Rp 2.150 per saham.

Kemarin harga BBTN bertengger di Rp 1.940 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×