kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45936,33   7,98   0.86%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rekomendasi para analis untuk saham UNVR


Selasa, 29 November 2016 / 09:58 WIB
Rekomendasi para analis untuk saham UNVR


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pasar es krim nasional bakal menghangat. Sebab, Wings Food akan berkolaborasi dengan perusahaan es krim asal Jepang, Ezaki Glico, menggarap pasar es krim di Indonesia.

Kehadiran pemain baru tentu bakal mempengaruhi pasar es krim pemain lama, seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Di bisnis es krim, UNVR menguasai pangsa pasar 68% pada 2015. Angka itu setara dengan 15% dari total penjualan UNVR.

Analis Mandiri Sekuritas Adrian Joezer menyebutkan, Glico Wings, yakni anak usaha patungan Wings Food dan Ezaki Glico, ingin mengambil 10% pangsa pasar es krim di Indonesia dalam lima tahun ke depan. "Jika 10% diambil dari pangsa pasar UNVR, maka pendapatan UNVR bisa menurun 2%," kata dia.

Menurut Adrian, perbedaan produk es krim Glico Wings dan UNVR adalah segmennya. Glico Wings cenderung agresif di pasar low-end dengan produk termurah Rp 1.000 per 35 ml.

"Sementara UNVR memiliki Cornetto Mini seharga Rp 2.500 per 28 ml, tetapi itu dijual per kotak (12 buah), bukan per piece. Namun, Glico Wings juga tidak memiliki rasa es krim lokal seperti Dung-Dung milik UNVR," ungkap Adrian.

Namun, analis Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe menilai, perlu beberapa waktu bagi produk Glico membangun branding. Apalagi untuk jadi sekuat brand es krim UNVR yang sudah sukses, misalnya Paddle Pop.

Selain itu, produk konsumer juga perlu didukung jaringan pemasaran. "Harga murah percuma jika jaringannya tidak kuat," kata Kiswoyo kepada KONTAN, Senin (28/11).

Menurut dia, perlu modal besar untuk dapat membangun jaringan pemasaran es krim. Terlebih, es krim merupakan produk yang memerlukan penanganan khusus.

"Wings kebanyakan produknya selama ini tak perlu penanganan khusus, seperti sambal, mi instan, sabun colek. Sementara UNVR sudah siap semua jaringan pemasaran beserta freezer-nya. Distributor ini akan dikunci dan tak mungkin bisa diambil Wings," analisa Kiswoyo.

Adrian mengatakan, produk milik Glico telah memiliki strategi pemasaran cukup sukses di Thailand, sebagai pasar internasional pertama Glico. Diluncurkan pada awal tahun ini, konsumen banyak memburu es krim Glico, yang kerap terjual habis seketika.

"Demikian pula, ada reaksi positif terhadap es krim Glico dan Wings di Cikarang, di mana freezer kosong dalam sehari karena kegembiraan konsumen," kata dia.

Soal prospek UNVR pada tahun depan, analis Daewoo Securities Dang Maulida melihat, segmen home & personal care (HPC) akan lebih stabil ketimbang segmen food & refreshments (FR). Secara year-on-year (yoy), di kuartal ketiga 2016, setiap segmen tumbuh positif, sehingga mengindikasikan perbaikan. Kiswoyo menilai, prospek UNVR masih cemerlang ke depan.

Pada 2017, UNVR diprediksi mencetak pertumbuhan laba bersih 10%, sementara pendapatannya bisa tumbuh di atas 14%. Kiswoyo merekomendasikan buy on weakness saham UNVR dengan target Rp 50.000 per saham. Sementara Dang merekomendasikan buy dengan target Rp 52.700.

Tapi Adrian memasang neutral dengan target harga Rp 40.000. Harga saham UNVR kemarin turun 0,25% menjadi Rp 40.100 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×