kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

TBLA bidik laba Rp 780 miliar di 2017


Selasa, 15 November 2016 / 08:45 WIB
TBLA bidik laba Rp 780 miliar di 2017


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Manajemen PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) optimistis menghadapi bisnis tahun depan. TBLA memproyeksikan penjualan selama 2017 tumbuh 20% year-on-year (yoy) menjadi Rp 7,5 triliun.

Adapun laba bersihnya bakal naik 30% (yoy) menjadi Rp 780 miliar. Tahun ini, TBLA mengharapkan penjualan tumbuh 13% (yoy) menjadi Rp 6 trililun, sementara laba bersihnya melonjak 205% (yoy) jadi Rp 600 miliar.

”Kami optimistis target tercapai,” ujar Presiden Direktur TBLA Sudarmo Tasmin, Jumat (11/11) lalu.

Sudarmo mengklaim peningkatan bisnis terjadi di semua lini usaha, termasuk bisnis olahan kelapa sawit dan tebu. Kenaikan harga jual crude palm oil (CPO) pun mengerek margin keuntungan TBLA.

Saat ini, kontribusi penjualan minyak goreng sawit atau olein menyumbang 29% total penjualan TBLA. Kemudian gula 28%, minyak inti sawit (PKO) 8%, biodiesel 8% dan CPO sebesar 6%. Sisanya berasal dari penjualan asam lemak kelapa sawit, tebu, biji sawit, bungkil sawit, mentega serta sabun cuci.

”Dari lini biodiesel juga lumayan menguntungkan, terakhir kami ada kontrak enam bulan suplai ke Pertamina 66.000 kiloliter di harga Rp 8.700 per liter,” ungkap Sudarmo.

TBLA juga terus memperbesar bisnis gula. Manajemen menargetkan pembangunan pabrik gula di Terbanggi Lampung masuk tahap commissioning akhir tahun ini dan beroperasi tahun depan. TBLA juga akan menambah kebun tebu di Lampung hingga 12 hektare.

Pembangunan pabrik gula menelan investasi US$ 100 juta. Kapasitas produksinya mencapai 8.000 ton–12.000 ton per hari. TBLA juga memiliki pabrik gula rafinasi berkapasitas 216.000 ton per tahun.

Direktur Keuangan TBLA Mawarti Wongso mengatakan, TBLA tahun depan mengalokasikan belanja modal senilai Rp 700 miliar–Rp 800 miliar. Dari jumlah itu, sebesar 70% digunakan untuk pemeliharaan kebun tebu dan kelapa sawit, sisanya untuk penanaman di lahan baru.

”Tahun depan, belanja modal kami tidak mencapai Rp 1 triliun seperti tahun ini,” kata Mawarti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×