kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengetatan uang China, ratusan perusahaan batal terbitkan obligasi


Minggu, 06 Mei 2018 / 07:35 WIB
Pengetatan uang China, ratusan perusahaan batal terbitkan obligasi


Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - 

BEIJING. Perusahaan manufaktur di China mulai mencari bantuan dari pemerintah daerah untuk meringankan bebannya yang sudah berat oleh utang. Mereka mulai merasa tertekan setelah Pemerintah Beijing mengekang utang swasta untuk mengendalikan pertumbuhan utang. 

Mengutip Wall Street Journal, Jumat (4/5), salah satunya, DunAn Group yang akhirnya terhambat menerbitkan obligasi jangka pendek. Produsen AC yang memiliki 29.000 pekerja di provinsi timur Zhejiang ini pun dikhawatirkan mengalami likuiditas ketat, sementara utang perusahaan mencapai CNY 45 miliar, atau sekitar US$ 7 miliar. 

Kampanye Beijing untuk mengendalikan utang telah mendorong biaya pinjaman lebih tinggi sejak tahun lalu. Alhasil, ratusan perusahaan merasakan dampaknya. Pada tahun lalu, sebanyak 791 perusahaan di Negeri Tirai Bambu ini membatalkan atau menunda rencana meluncurkan obligasi dengan total nilai NY 634 miliar. Angka ini naik dari CNY 577 miliar pada 2016, menurut database Wind Information Co.

DunAn, merupakan salah satu perusahaan yang terkena dampak. Dengan utang obigasi CNY 11,9 miliar, perusahaan ini memungkinkan mendapat insentif dari pemerintah daerah yang bisa meringankan bebannya. Perusahaan kini menghadapi, rasio kewajiban terhadap total aset sebesar 66%, per akhir Maret. Sementara, DunAN hanya menghasilkan CNY 1,76 miliar dalam laba tahun lalu.

Pada akhir April, perusahaan membatalkan rencana penerbitan obligasi CNY 1,2 miliar, dengan menyalahkan volatilitas pasar sebagai alasannya. Kemudian pada hari Rabu (2/5), salah satu anak usaha DunAn yang juga terdaftar di bursa membatalkan penerbitan obligasi senilai CNY 300 juta dengan alasan perubahan dalam situasi pasar.

“Likuiditas yang lebih ketat hanyalah katalis. "Bahkan jika lingkungannya lebih akomodatif, mungkin ada kasus semacam ini," kata Liao Qiang, analis Standard & Poor's yang berbasis di Beijing, dilansir dari Wall Street Journal. Ia menjelaskan bahwa sektor manufaktur sedang berjuang untuk berurusan dengan tingkat utang yang tinggi relatif terhadap posisi mereka dua tahun lalu.

Pemerintah Zhejiang memiliki catatan intervensi dalam berbagai kasus korporasi dalam beberapa tahun terakhir. Ada peluang, DunAn juga mendapat bantuan dari pemerintah daerah.

"Ini adalah industri yang kebijakannya mendorong," kata Shujin Chen, seorang analis di broker HuaTai Securities Co. Dia yakin, bagi otoritas, DunAn adalah perusahaan yang "terlalu besar untuk gagal".




TERBARU

[X]
×