kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konflik AS-Korut masih akan hantui IHSG


Minggu, 13 Agustus 2017 / 12:05 WIB
Konflik AS-Korut masih akan hantui IHSG


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Beberapa indeks harga saham di Asia ditutup turun pada akhir pekan kemarin, Jumat (11/8). Tak terkecuali Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Analis melihat adanya kekhawatiran atas konflik yang terjadi antara Korea Utara dan Amerika Serikat.

Meski akan ada penekanan, indeks diprediksi masih akan lebih tinggi dibanding pembukaan awal tahun. Pada penutupan perdagangan Jumat (11/8), IHSG turun 59.80 poin menjadi 5.766,13. Hal ini juga terjadi pada indeks saham regional lain di Asia.

Hang Seng Index (Hong Kong) misalnya, turun 560,490 poin. Strait Times Index (Singapore) juga tercatat turun 1,31%. Melirik ke Amerika, Dow Jones Index (DJIA) justru menguat 14.310 poin menjadi 21.858,320.

"DJIA lebih karena laporan keuangan membaik dan melihat penyetoran deviden," ujar Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri.

Meski demikian, Hans tak memungkiri akan adanya pengaruh gesekan Korea Utara dan AS pada DJIA. "DJIA memang terkait itu, tekanan potensi perang DJIA koreksi," tutr Hans.

Soal IHSG dan beberapa indeks saham Asia lainnya yang turun, Hans mulai melihat ada kekhawatiran. Menurut Hans, jika kedepannya terjadi pelemahan nilai tukar rupiah dan harga bond turun, ini merupakan pertanda awetnya kekhawatiran dari pelaku pasar. Jangan heran nantinya ada dana keluar dari emerging market, termasuk Indonesia.

"Seminggu ke depan kita pikir cenderung konsolidasi pergerakannya, sementara ini khawatir ada tekanan turun," ujar Hans. Hal serupa juga diungkapkan oleh Analis Indosurya Mandiri Sekuritas William Surya Wijaya. Menurut dia, seminggu kedepan tak bisa dipungkiri ada tekanan di IHSG. Saat ini, kondisinya masih konsolidasi sembari melihat geopolitik.

Selain soal bagaimana Korea Utara dan Amerika menjag gengsi, William bilang kondisi perekonomian Indonesia juga turut mempengaruhi IHSG kedepannya. "Bagaimana pemerintah bisa menjaga perekonomian cukup stabil, diliat dari cadangan devisa, inflasi, dan sebagainya," ujarnya Jumat (11/8).

Meski demikian, William optimistis IHSG tak akan tertekan banyak. Ia memprediksikan IHSG akan bertahan di 5.500-5.600, yang mana angka ini masih lebih tinggi dibanding pembukaan di awal tahun 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×