kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Antisipasi surprise kebijakan The Fed dan BI


Minggu, 18 Maret 2018 / 18:32 WIB
Antisipasi surprise kebijakan The Fed dan BI
ILUSTRASI. Pasar modal


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar meyakini, Fed Fund Rate (FFR) akan naik di Maret 2018 ini. Sementara itu, di saat bersamaan Bank Indonesia (BI) diiprediksikan akan menahan suku bunga acuan, BI 7-day reverse repo rate (BI 7DRR). Meski demikian, pelaku pasar patut antisipasi terjadinya skenario lain.

“Suku bunga di AS akan naik dan bunga di Indonesia akan tetap. Ini sudah terdiskonto di pasar,” ujar Vice President Research and Analysis Valbury Sekuritas Indonesia, Nico Omer, Minggu (18/3).

Setelah skenario ini terjadi, Nico juga memprediksikan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan rebound. Pasalnya, dalam jangka pendek Nico menilai bursa saham terbilang oversold.

Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra sepakat dengan hal tersebut. Namun, ia menilai masih ada kemungkinan lain yang bisa terjadi. Misalnya, BI turut menaikkan suku bunga pasca Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 22 Maret 2018.

Pasalnya, Aditya melihat adanya sejumlah risiko yang mungkin muncul jika BI mempertahankan BI 7DRR saat FFR naik. Salah satunya, kemungkinan terjadinya carry trade, atau aksi ambil untung dari perbedaan suku bunga antar negara.

“Ada arus modal keluar, mengikuti imbal hasil yang lebih tinggi. Seiring dengan asset price di Indonesia yang turun,” ujar Aditya. Asset price yang terimbas menurutnya seperti harga saham, harga obligasi, rupiah, dan harga emas.

Karena itu, Aditya menyaranakn investor saat ini untuk wait and see. “Harus pintar-pintar membaca skenario,” tambah Aditya. Pasalnya, jika BI menaikkan suku bunga, efeknya menurut Aditya akan negatif ke pasar saham.

Saat ini ia menyarankan investor untuk mengamankan portofolio. Salah satu opsinya adalah dengan menggunakan porsi investasi 60% dalam obligasi dan 40% dalam saham. Jika berinvestasi di pasar saham, ia menyarankan investor untuk melirik saham berkapitalisasi pasar tinggi yang memiliki valuasi rendah.

Menurut Aditya, bisa juga melirik saham small-medium cap yang biasanya melambung saat pasar rebound. Beberapa saham yang direkomendasikannya adalah HMSP, GGRM, BMRI, BBRI, dan INDF.

Sementara itu, Head of Lots Services Lotus Andalan Sekuritas Krishna Dwi Setiawan melihat, beberapa skenario di luar ekspektasi pasar akan menimbulkan efek berbeda. Saat ini, kemungkinan besar yang terjadi adalah FFR naik dan BI 7DRR tetap dan pasar saham akan rebound.

Jika FFR naik dan BI 7DRR turut naik, menurut Krishna akan berimbas negatif ke pasar saham. Namun, jika FFR tetap dan BI 7DRR tetap di Maret ini, maka pasar saham akan merasa aman, terutama dari sisi investor asing. Kemungkinan lain, FFR tetap sedangkan BI 7 DRR naik, menurut Krishna sangat kecil peluang terjadinya.

Dalam situasi ini, Krishna merekomendasikan investor untuk memperbaiki kualitas portofolio. Saat ini menurutnya adalah momentum tepat untuk berburu saham likuid dengan harga murah. “Cermati saham-saham yang harganya naik banyak ketika pasar rebound,” tutur Krishna.

Beberapa saham yang direkomendasikannya adalah INDY, MDCO, ADRO, PGAS, dan UNTR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×